Apa itu Literasi? Ini Faktor Pendukung dan Penghambat Gerakan Literasi

Pada awalnya literasi dimaknai sebagai “keberaksaraan” dan selanjutnya dimaknai “keterpahaman”, yaitu kecakapan seseorang dalam membaca dan menulis. Literasi adalah “melek baca & tulis” sebagai keterampilan dasar dalam berbahasa.

Berdasarkan perkembangannya, masyarakat mulai menggalakan budaya literasi yang dimulai dari sekolah atau disebut gerakan literasi sekolah (GLS). Gerakan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya literasi yang tidak hanya merambah pada masalah baca tulis, akan tetapi keranah yang lebih luas. 

Prinsipnya, budaya literasi merupakan upaya komunitas untuk mendidik manusia agar melek dalam berbagai bidang, termasuk penguasaan seseorang dalam bidang ilmu pengetahuanan teknologi yang menjadi hal yang mutlak untuk dicapai di era seperti sekarang ini.



Apa itu Literasi dan Budaya Literasi?


Dalam bahasa latin literasi dikenal dengan istilah Literatus yang artinya adalah orang yang belajar. National institute for literacy mendefinisikan literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah sesuai dengan tingkat keahlian yang diperlukan baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun pekerjaannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa literasi adalah suatu kemampuan individu untuk memahami informasi saat berbicara, membaca, menulis, dan mendengarkan. Oleh karenanya, literasi tidak dapat terlepas dari keterampilan bahasa tulis maupun lisan yang memerlukan serangkaian kemampuan kognitif (pengetahuan) seseorang.

Tujuan Literasi

Sebagai suatu gerakan agar menjadi sebuah budaya, maka literasi memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Menciptakan budaya suka membaca baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

  2. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk bisa berfikir kritis terhadap suatu informasi atau karya tulis.

  3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang diterima.

  4. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti dan nilai kepribadian yang baik di dalam diri seseorang.

Manfaat Literasi

Adapun beberapa manfaat literasi adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan perbendaharaan kata atau kosa kata seseorang.
  2. Membantu untuk mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis.
  3. Menambah wawasan dan cakrawala ilmu pengetahuan.
  4. Meningkatkan interpersonal skill seseorang untuk menjadi semakin baik.
  5. Meningkatkan kemampuan baik verbal maupaun tulisan.
  6. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.
  7. Mampu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi seseorang ketika membaca ataupun mendengar.


Prinsip –prinsip Literasi

Literasi tidak hanya merujuk pada kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis secara literer, akan tetapi literasi adalah kemampuan memahami, memanfaatkan, menerapkan, dan mengembangkan bahasa dan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, memirsa, menulis) dalam berbagai bidang sesuai konteksnya. 

Untuk mencapai tujuan literasi tersebut tentu saja dibutuhkan prinsip literasi yang meliputi ketujuh prinisp berikut ini:


1. Literasi melibatkan interpretasi

Yaitu dalam literasi seorang penulis/pembicara harus mampu menginterpretasikan tema tertentu meliputi sebuah peristiwa, pengalaman, atau gagasannya sehingga pembaca/pendengar kemudian mampu menginterpretasikan interprestasi penulis/pembicara dalam bentuk konsepsinya sendiri.

2. Literasi melibatkan kolaborasi

Yaitu baik penulis/pembicara maupun pembaca/pendengar bekerja sama dalam mencapai suatu pemahaman bersama. 

Penulis/pembicara memutuskan apa yang harus ditulis/disampaikan atau yang tidak perlu ditulis/disampaikan berdasarkan pemahaman mereka terhadap pembaca/pendengarnya. Sedangkan pembaca/pendengar memahami informasi yang ada tersebut.

3. Literasi melibatkan konvensi

Yaitu pembaca/penulis menentukan konvensi/kesepakatan kultural (tidak universal) yang berkembang yang mencakup aturan-aturan berbahasa baik lisan maupun tertulis.

4. Literasi melibatkan pengetahuan kultural

Yaitu pembaca atau penulis akan melibatkan suatu sikap, keyakinan, kebiasaan, cita-cita, dan nilai tertentu dalam proses literasinya. Dengan begitu, orang-orang yang berada di luar budaya itu akan lebih rentan/berisiko disalahpahami oleh orang-orang yang berada dalam sistem budaya tersebut dan begitu juga sebaliknya.

5. Literasi melibatkan pemecahan masalah

Yaitu dalam literasi akan melibatkan upaya seseorang untuk memikirkan dan mempertimbangkan suatu bentuk pemecahan masalah baik yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.

6. Literasi melibatkan refleksi dan refleksi diri.

Prinsip literasi selanjutnya adalah melibatkan refleksi, artinya baik pembaca/pendengar maupun penulis/pembicara memikirkan komunikasi bahasa dan hubungan-hubungannya dengan tema yang diangkat, termasuk memikirkann apa yang telah mereka katakan/tuliskan, bagaimana mengatakan/menyampaikannya, dan mengapa mengatakan/menyamapikan hal tersebut.

7. Literasi melibatkan penggunaan bahasa

Prinsip literasi tidak hanya melibatkan sebatas pada aturan-aturan berbahasa, melainkan juga mensyaratkan pengetahuan tentang bagaimana bahasa itu digunakan dengan baik dalam konteks lisan maupun tertulis untuk menciptakan sebuah wacana/diskursus yang berkualitas.


Jenis Literasi

Ada 6 jenis kegiatan literasi untuk mencapai kompetensi literasi informasi yang baik di era digital dewasa ini: 

1. Literasi dini (early literacy)

Jenis literasi ini adalah kemampuan seseorang untuk mendengarkan, memahami bahasa lisan orang disekitarnya, baik saat berkomunikasi melalui gambar dan lisan. Literasi dini ini dibentuk oleh pengalaman seseorang ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

2. Literasi dasar (basic literacy)

Literasi dasar adalah kemampuan seseorang untuk mendengar, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) serta mempersepsikan informasi (perceiving) yang diterimanya, dan pengambilan kesimpulan pribadi atas informasi tersebut.

3. Literasi perpustakaan (library literacy)

Adalah kemempuan seseorang dalam membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, serta kemampuan dalam memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal yang dimiliki perpustakaan. 

Selain itu, literasi perpustakaan ini juga merupakan sebuah kegiatan bagaimana seseorang mampu memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki kemampuan pengetahuan ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, dan ketika mengatasi masalah.

4. Literasi media (media literacy)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaanya.

5. Literasi teknologi (technology literacy)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengikuti teknologi informasi yang telah berkembang mulai dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), serta etika dalam memanfaatkan teknologi. 

Selain itu, literasi jenis ini menunut seseorang untuk mempunyai kemampuan dalam membedakan sebuah berita apakah hoax ataukah sebuah fakta.

6. Literasi visual (visual literacy)

Adalah pemahaman tingkat lanjut seseorang dalam hal literasi media dan literasi teknologi, sehingga seseorang tersebut mampu memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat.


Faktor Pendukung dan Penghambat Gerakan Literasi

1. Faktor Pendukung

Terdapat beberapa faktor yang sangat mendukung dalam pelaksanaan gerakan untuk membudayakan literasi, yaitu:

  • Adanya payung hukum yang mengatur terhadap pelaksanaan gerakan literasi. Salah satunya adalah dikeluarkannya Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dalam butif f Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 disebutkan yang intinya bahwa adanya penghargaan terhadap peserta didik yang gemar membaca dan tugas sekolah adalah mengembangkan minat membaca siswa sesuai dengan potensi bakat yang dimilikinya.
  • Adanya juknis pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Artinya, pemerintah dalam hal ini Kemendikbud mengeluarkan desain induk gerakan literasi sekolah dan panduan gerakan literasi sekolah di setiap satuan pendidikan.

2. Faktor Penghambat

Di samping beberapa faktor pendukung pelaksaan gerakan literasi di atas, terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan budaya literasi, yaitu rendahnya minat baca peserta didik sebagai “sasaran” program tersebut. 

Post a Comment for "Apa itu Literasi? Ini Faktor Pendukung dan Penghambat Gerakan Literasi"