Maksud dari manajemen konstruksi adalah suatu proses pekerjaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengatur, mengorganisir dan mengkoordinir suatu pekerjaan yang berkaitan dalam pembangunan sebuah proyek konstruksi.
Pekerjaan konstruksi dapat dikatakan baik apabila semua pelaksanaan pembangunan dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan yang telah direncananakan. Dalam proses pelaksanaannya tersebut akan melibatkan fungsi-fungsi manajemen dan sumber daya yang ada. Semuanya harus bekerja secara optimal untuk mencapai tujuan proyek yang optimal pula.
Strategi Manajemen Konstruksi Pada Pelaksanaan Proyek
Untuk mencapai tujuan pelaksanaan proyek yang baik, maka sebaiknya manajemen konstruksi mempunyai strategi yang tepat. Mereka harus bisa memberikan penjelasan yang tepat pada setiap stakeholder untuk bisa mencegah adanya perselisihan yang bisa menghambat kelancaran proyek.
Nah, berikut ini adalah beberapa strategi manajemen konstruksi dalam pelaksanaan proyek:
- Menerapkan ruang lingkup dan tujuan proyek secara jelas di dalam kerangka acuan kerja (KAK) pelaksanaan proyek.
- Memperbaik proses pengadaan sumber daya dan pengelolaan peralatan kerja.
- Menyusun dan menjalankan berbagai tugas operasional proyek
- Melakukan kontrol atau pengawasan secara efektif dari seluruh proses pekerjaan proyek mulai dari perencanaan, desain, kontrak, dan lain sebagainya.
- Dalam setiap proses manajemen diperlukan komunikasi, termasuk manajemen konstruksi ini. Manajer konstruksi wajib membangun suatu saluran komunikasi yang baik sehingga dapat meminimalisir terjadinya konflik yang ada di proyek.
Tahapan Pelaksanaan Manajemen Konstruksi
Untuk memulai pelaksanaan proyek konstruksi, manajemen konstruksi harus mengetahui tahapan pelakasanaan pekerjaan agar sesuai dengan prinsip kerja kontraktor pada umumnya. Adapun tahapan pelaksanaan manajemen konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Inisiasi
Sebelum dimulainya suatu proyek, manajer konstruksi terlebih dahulu membuat laporan studi kelayakan proyek (feasibility study).
Setelah itu, manajer konstruksi mengajukannya kepada stakeholder yang berkepentingan untuk kemudian diputuskan apakah proyek tersebut layak untuk dilanjutkan ataukah tidak. Apabila seluruh pihak sepakat, maka manajer konstruksi bisa membuat sejumlah dokumen inisiasi proyek yang mencakup ruang lingkup dan juga keperluan bisnis.
2. Perencanaan
Pada tahapan kedua ini, manajer konstruksi harus bisa membuat perencanaan yang meliputi informasi terkait berbagai aspek penting proyek, seperti shop drawing, rencana anggaran biaya (RAB), alur kerja, jadwal pekerjaan, dan sebagainya.
3. Eksekusi
Dalam tahapan ini terdiri dari dua proses penting, yaitu pelaksanaan proyek dan juga pengendalian proyek. Selama proses ini berlangsung, manajer konstruksi harus bisa memastikan bahwa seluruh tugas sudah berjalan dengan lancar. Untuk itu, kegiatan rapat atau meeting harus dilaksanakan secara teratur, misalkan disesuaikan dengan termin proyek. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan proyek bisa mematuhi setiap aspek yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
4. Pemantauan
Seorang manajer konstruksi harus secara teratur mengawasi pelaksanaan proyek. Sehingga ketika ada masalah dapat segera ditangani. Dengan demikian, maka manajer konstruksi berhasil dalam mempertahankan kendali proyek yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Penutupan
Dalam tahapan ini, manajer konstruksi harus memeriksa kembali apakah proyek pembangunan yang dikerjakan sudah sesuai dengan tujuan awal. Setelah itu, ia dan tim proyek akan menyusun laporan dan menyajikan hasil akhir proyek kepada pemilik proyek.
Tips Menyelesaikan Proyek Konstruksi Tepat Waktu
Penyelesaian proyek konstruksi haruslah sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Jangan sampai pekerjaan tersebut molor dari waktu yang telah ditentukan. Hal ini penting untuk menjadi perhatian bagi manajer proyek karena menjaga kepercayaan dengan pemilik proyek adalah harga yang tidak bisa ditawar-tawar.
Oleh karena itu, berikut ini adalah tips menyelesaikan proyek konstruksi agar tepat waktu:
1. Alokasi Tugas Secara Real-Time
Manajer konstruksi harus mampu membuat, menetapkan dan juga memprioritaskan tugasnya secara real time selama pelaksanaan proyek konstruksi dilakukan. Sehingga, ia dan tim proyek bisa memastikan bahwa seluruh pekerjaan dan kendalanya bisa diselesaikan secara tepat waktu, tanpa harus ada penundaan pekerjaan.
2. Mengomunikasikan Jadwal Ke Pekerja
Apabila pembagian tugas sudah dibuat dan rencana kerja sudah ditetapkan, termasuk jadwal pelaksanaan proyek tersebut, maka manajer konstruksi selanjutnya mengomunikasikannya seluruh pekerja yang terlibat.
3. Menjalin Hubungan Baik dengan Supplier dan Subkontraktor
Supplier dan subkontraktor merupakan dua pihak kunci keberhasilan proyek. Tanpa keberadaan mereka sebuah proyek bisa amburadul. Nah, salah satu masalah yang paling sering terjadi dalam manajemen konstruksi adalah minimnya kepercayaan di dalam supply chain management (SCM) itu sendiri. Oleh karenanya, seorang manajer konstruksi perlu menjalin hubungan yang baik dengan mereka.
Itulah ulasan mengenai manajemen konstruksi dan tugasnya. Sehubungan dengan fungsi manajemen konstruksi, aktivitas manajemen konstruksi harus direncanakan, dikembangkan, dimonitoring, dievaluasi, dan diubah apabila perlu sehingga pelaksanaan proyek dapat dikerjakan sesuai dengan tujuan awal proyek tersebut.
Post a Comment for "Manajemen Konstruksi: Pengertian, Tugas, dan Tahapan Pelaksanaannya"